Apakah Tuhan Itu Ada?

Malam di pelataran mess 12, saya bersama beberapa orang kawan melepaskan pandangan ke langit yang diterangi cahaya bulan. Bukan maksud kami hanya untuk memelototi langit,sembari bercerita kami duduk dipelataran untuk menjaring sinyal lebih banyak, sehingga kami tetap bisa terhubung dengan dunia luar.

http://sihijau.wordpress.com/2010/12/09/bintang-jatuh/Di tengan percakapan kami, sesekali masing-masing telepon genggam kami berbunyi, baik lewat pesan singkat (SMS) atau telpon.Selesai menerima telepon atau membalas SMS, kami kembali melanjutkan cerita.Bukan pembicaraan yang serius, berbagai macam topik pembicaraan keluar dengan sendirinya. Di tengah pembicaraan yang tidak serius tersebut, Arma yang bekerja sebagai Guru memotong pembicaraan kami dan mengatakan ada bintang jatuh. Dia berkisah bahwa dahulu ketika masih SMA dia sering mengajukan permintaan atau berharap sesuatu ketika ada bintang jatuh, namun sekarang tidak lagi.

Bintang Jatuh

Barangkali kebiasaan memohon sesuatu saat terjadi bintang jatuh sudah menjadi mitos, susah untuk dimengerti namun realitas itu tetap ada, sampai sekarang. Saya coba merenungkan asal mula mitos ini, sampai kemudian saya teringat dalam sebuah tayangan televisi yang mengisahkan persaingan antara kebaikan dan kejahatan. Iblis (Lucifer) seperti dikisahkan dalam kitab Taurat, adalah malaikat Tuhan yang kemudian membelot dan akhirnya dihukum dan dijatuhkan ke dalam dunia kegelapan. Oleh  karena itu lucifer juga mendapat julukan fallen angel.  Jatuhnya Lucifer yang merupakan malaikat yang bersinar tersebutseperti halnya bintang yang jatuh, sehingga dia mendapatkan julukan lain sebagai the fallen star.

Terkait jatuhnya Lucifer yang disimbolkan oleh bintang jatuh, sudah dapat dimengerti, namun apa hubungannya hal ini dengan permohonan dan harapan yang dipanjatkan saat bintang jatuh?

Lucifer sangatlah gila hormat, butuh pengakuan. Ketika manusia berdoa dan salah alamat, dapat saja permohonan itu terwujud namun demikian bisa jadi itu adalah pekerjaan Lucifer. Mengapa Lucifer dapat mengabulkan doa yang salah alamat? Karena dia juga adalah malaikat yang sakti, dia juga mampu membuat keajaiban. Segala yang dia berikan kepada manusia tidak ada yang gratis, selalu ada harga yang harus dibayar.

Saat ada bintang jatuh dan manusia meminta sesuatu,bisa jadi akan terwujud. Permohonan yang terwujud secara ‘luar biasa’ tersebut akan memberikan efek kecanduan dan ketakjuban. Perlahan namun pasti, cerita itu disebarluaskan ke teman-temannya, sampai kepada kita sekarang dan jadilah mitos.

Nampaknya memang indah menyaksikan bintang jatuh, terlebih bersama dengan kekasih sambil berbaring di rerumputan. Begitu kuatnya mitos ini, sampai-sampai ada sebuah tayangan di televisi yang menggambarkan muda-mudi berbaring di rerumputan sambil menyaksikan bintang jatuh yang bertaburan di langit. Tentu sebagian masih ingat dengan serial Meteor Garden.

Semakin banyak orang yang mengajukan permintaan saat bintang jatuh, saat itu pula Lucifer menikmati pengakuan manusia atas dirinya. Melalui fenomena bintang jatuh, yang melambangkan kejatuhan dirinya, dia sudah berhasil mengalihkan perhatian manusia dari Tuhan, merebut pengaruh Tuhan atas manusia. Untuk itu  iblis dapat menawarkan apa saja, mulai dari makanan, kekuasaan, kemegahan dunia dan seterusnya.

Tuhan dan Keinginan Manusia

Tidak hanya kepada bintang jatuh, tapi pantaskah kita yang mengaku ber-Tuhan mengajukan permintaan yang demikian? Meskipun demikian apakah berarti kita harus mengajukan permintaaan kepada Tuhan? Iblis sengaja menawarkan apa saja yang menjadi keinginan manusia, yang ingin kaya diberikan kekayaan, yang ingin dianggap pahlawan diperkenankan mati membela agamanya meski harus membunuh orang lain, yang ingin kekuasaan diberikan kekuasan meskipun korup. Demikianlah ini dunia berjalan dalam kendali iblis, jika tidak percaya silahkan saja anda membuat KTP atau SIM apakah sudah berjalan sesuai kententuan? Belum lagi kalau menyaksikan televisi, bagaimana polah tingkah para politisi dan penguasa. Tentunya tidak semuanya demikian, masih ada orang yang baik.

Manusia yang mengumbar keinginannya dengan sendirinya akan memenjarakan dirinya. Semakin keinginan terpenuhi, akan semakin banyak daftar keinginan lainnya. Sungguh kasihan Tuhan jika hanya untuk mewujudkan keinginan-keinganan manusia. Seolah-olah Tuhan itu diadakan, karena keinginan manusia itu ada. Ketika sesuatu yang di-Tuhankan itu tidak lagi dapat mewujudkan keinginannya, maka manusia akan mencari Tuhan baru. Demikian seterusnya perjalanan umat manusia, telah silih berganti Tuhannya, sampai munculnya agama-agama besar.

Dalam nuansa eksklusif dan ekspansif, agama-agama juga menawarkan berbagai kebahagiaan selama hidup di dunia dan terutama di akhirat. Eksklusifitas tersebut dipakai dengan jargon untuk menjaga kemurnian ajaran yang juga merupakan suatu strategi defensif untuk tetap mempertahankan jumlah pengikutnya. Sementara itu untuk meningkatkan pengaruh dan kekuatan, agama-agama menggunakan strategi ekspansif yaitu dengan berbagai cara melakukan agitasi untuk menambah jumlah pengikut. Dalam situasi yang beginilah terjadi tumpang tindih pengaruh dan kepentingan, jika tidak bijak menyikapi dapat berujung pada perseteruan.

Jika agama-agama hanya menjadi alasan perseteruan, untuk apakah agama ada? Kembali ke cerita Lucifer, dia bisa menggunakan apa saja untuk mengalihkan perhatian manusia dari Tuhan, termasuk perseteruan.

Mengapakah agama-agama perlu memperbesar jumlah pengikutnya? Apakah Tuhan juga punya keinginan untuk disembah? Jika saya menjadi Tuhan dan masih berkeinginan, maka saya akan mengundurkan diri dari Jabatan Tuhan. Jika saya memutuskan untuk tetap menjadi Tuhan namun tidak lagi ada keinginan untuk disembah, untuk apakah saya manciptakan agama?

Apapun yang dapat mewujudkan keinginan manusia akan di-Tuhankan, sepertinya uang tetap menduduki peringkat teratas dalam nominasi sebagai Tuhan. Apakah kita akan terus mengumbar keinginan kita?

Jika harus berkeinginan, maka keinginan saya sekarang adalah untuk tidak beragama. Tuhan itu ada karena keinginan itu ada, Tuhan tetap ada sekalipun keinginan itu tidak ada. Jika masih bertanya-tanya apakah Tuhan itu ada? Jawabnya adalah, AKU yang ada.

Berhati-hatilah dengan keinginan!!!

About Slamet Haryono

Hak cipta dilindungi oleh YANG MAHA PENCIPTA. Silahkan dibaca, mengutip sebagian atau keseluruhan dari setiap tulisan dalam blog ini untuk tujuan non komersial wajib menyertakan sumber dan nama penulis secara lengkap, serta digunakan dengan penuh tanggungjawab. Sedangkan untuk tujuan komersial silahkan hubungi saya melalui slamethdotkom@yahoo.com

Posted on June 18, 2011, in Artikel and tagged , , , , . Bookmark the permalink. 23 Comments.

  1. mantap. jadi bingung mau ngomong apa

  2. Ta kira di Kalimantan so nda ada Tuhan, hahaha

  3. Aku ada, AKU juga ada. ::

  4. Sampeyan bisa kuwalat dengan Tuhan loh…
    Buat nambah ilmu atu nambah bingung, bisa baca tulisan saya dilink ini:
    Atheis? Itu Melawan Fitrah

  5. Hidup Tuhan… Hidup Mahasiswa 😛 wlwkwkwkkwkw

  6. wuizzz ini namanya kajian teo-biologis hehehe..
    mantap, heran juga ya klo agama bisa jd alasan perseteruan, tuhan mancam apa yg disembah ya klo spt itu, jgn2 mengang tuhan aku….

    • Halo…bung Stev lama tak jumpa…. suatu kehormatan anda berkenan mampir dan meninggalkan komentar di blog saya….

      Sebenernya masih jauh dari kategori KAJIAN karena hanya menambatkan lamunan saja heheheh…kondisi semacam itulah yang memprihatinkan. Bangsa yang mengkhiatani negaranya sendiri. Seharusnya KETUHANAN yang Maha Esa seolah-olah sudah menjadi KEAGAMAAN yang Maha Esa….

  7. saya yakin Tuhan itu ada, cuma karena sebagai manusia biasa masih susah membedakan mana Tuhan dan mana Hantu…sumangga..

    • Lha ini yang saya tunggu2….pas banget, kebetulan pas ada ahlinya. Sekalian saya tanya….

      Apakah benar sesuatu materi itu dikatakan ADA, karena dia menempati dimensi ruang dan waktu? Atau sebaliknya, apakah ada materi yang tidak menempati ruang dan waktu?

      Kalau aku tidak salah memahami, hanya energi yang TIDAK HARUS menempati ruang dan waktu. Artinya adakalanya energi itu tertambat dalam materi, yang kemudian dapat berkurang energinya pada materi tersebut seiring dengan waktu. Meski demikian energi tidak berarti hilang, hanya berpindah atau berubah bentuk.

      Jika yang aku pahami tersebut tidak salah, maka kita manusia akan sangat kesusahan memahami TUHAN (yang ekuivalen dengan energi) ketika energi tersebut sedang tidak terperangkap dalam materi. Ada sebagian kecil energi yang tertangkap dalam tubuh kita, itulah yang lebih mungkin untuk dimengerti. Dengan demikian untuk memahami TUHAN, kita belajar lebih sungguh untuk memahami diri kita sendiri.

      TUHAN tak terbatas, dan manusia terbatas. Demikian juga alam semesta tak terbatas. Manusia hanya setitik noktah dalam alam semesta, yang tersusun atas molekul-molekul. Jika dilakukan pengukuran kerapatan pada ruang hampa untuk penda terkecil yaitu partikel proton, maka diperoleh 10 pangkat 93 gram/cm kubik. Energi yang masih terdapat pada partikel terkecil tersebut adalah 10 pangkat 55 gram/proton volume. Yang mana angka tersebut juga merupakan massa dari alam semesta.

      Sumangga, dikoreksi kalau banyak yang kurang tepat. Maklum awam….

  8. Catatan saya, sudah saya tulis terpisah dari blok ini. Dapat dibaca pada link ini:http://yosafatigulo.blogspot.com/

    • Baik Pak terimakasih sekali atas tanggapan yang menurut saya sangat kritis.

      Banyak kelalaian saya dalam penulisan, termasuk penggunaan kata “kepada” dan kata “dari”. Masukan Bapak sudah langsung saya revisi pada tulisan saya. Maklum hanya beberapa saat saja saya menulis langsung saya upload, maksudnya hanya sekedar menambatkan gagasan sebelum lupa, sebelum capek karena kerja. Saya boleh bangga Bapak sempat menyisihkan waktu mengkritisi tulisan saya.

      Tidak janji, namun saya merasa perlu untuk melanjutkan diskusi ini dalam tulisan lanjutan.

  9. mantaf…………..

  10. aih, ada-ada saja mas… 😛

  11. hanya hinaan dan penderitaan yg ada bagi kita yg miskin.dan saya tdk suka pada manusia.tiada manusia yg benar2 baik n mau peduli.

    • Bersyukur meski kita miskin tapi kaya akan rasa. Rasa dihina dan menderita. Tidak semua orang dapat merasakan hal itu. Namun perlu diingat, betatapun berat penderitaan yang kita rasakan masih ada yang lebih menderita.

      Mereka yang tidak miskin tidak selalu bahagia. Jadi jika kita miskin tidak ada gunanya juga selalu menangisi keadaan yang menderita. Meskipun miskin setidaknya kita juga berhak bahagia.

      Jika tiada manusia yang benar-benar baik apakah juga termasuk diri kita? Setidaknya kita bersaha menjadi lebih baik dari kemarin…

      Salam bahagia…

  12. Tuhan adalah jalan kebenaran aku sayang tuhan seumur hidup ku.

Leave a reply to harih singh nalwa Cancel reply