Kepemimpinan yang Transformatif

Sejarah umat manusia menunjukkan bahwa kehadiran pemimpin bagaikan timbul tenggelam. Masyarakat tertentu kadang dipimpin oleh pemimpin besar tetapi kadang bertahun-tahun bahkan berabad-abad kehilangan kepemimpinan sehingga ‘dijajah’ penduduk atau bangsa lain. Pada aras lebih sempit organisasi menghadapi hal serupa, ketiadaan pemimpin mengharuskan organisasi tertentu ditutup selamanya atau dijual atau diberikan pengelolaannya kepada pihak lain.

Sejalan dengan kenyataan tersebut, disadari bahwa baik pada aras lembaga kemahasiswaan (LK), fakultas, universitas maupun pada aras gereja, masyarakat bahkan pada aras bangsa, pada saat-saat tertentu mengalami krisis kepemimpinan. Mengurangi ketidak pastian seperti ini, Universitas Kristen Satya Wacana sebagai lembaga pendidikan, seperti tertuang pada visi-nya yakni “Menjadi Universitas Magistroum et scholarium untuk pembentukan minoritas yang berdaya cipta (creative minority) bagi pembangunan dan pembaharuan masyarakat dan negara Indonesia” (Statuta 2000 Pasal 7 ayat 2) dan “Menjadi pembina kepemimpinan untuk berbagai jabatan dalam masyarakat (termasuk gereja) yang sedang membangun” (Statuta 2000 Pasal 7 ayat 3), merasa bertanggung jawab dan mengambil inisiatif untuk secara aktif mempersiapkan calon-calon pemimpin pada berbagai aras tersebut. Dan oleh karena itu, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) merancang suatu program pelatihan kepemimpinan yang disebut sebagai “KEPEMIMPINAN YANG TRANSFORMATIF/TRANSFORM-ATIONAL LEADERSHIP” (Bass, 1985). Sengaja dipilih kepemimpinan yang transformatif karena pemimpin membuat pengikut lebih mengutamakan penting-nya nilai kerja dan bersedia mengorbankan minat pribadi demi kepentingan organisasi, pemimpin mengembangkan keterampilan dan keyakinan pengikut untuk mempersiapkan mereka mengambil tanggung jawab lebih besar dalam memberdayakan organisasi, pemimpin mendorong dan membantu pengikut bila diperlukan untuk memelihara keantusiasan dan berupaya sekuat tenaga apabila menghadapi hambatan atau kesulitan, dan oleh karena itu pengikut menjadi percaya dan menaruh hormat kepada pemimpin serta lebih termotivasi melakukan setiap kegiatan untuk mewujudkan tujuan organisasi (Yukl, 2002, p.267).

Disamping alasan di atas, pelatihan ini dinamai Transformational Leadership Training Program (TLTP) karena peserta yang mengikuti program ini diharapkan menjadi pemimpin yang kreatif dan menjadi berkat bagi lingkungan, karena yang bersangkutan bercirikan: idealized influence, individualized consideration, inspirational motivation, intelectual stimulation, professional manager, change agent, strategist, strategic-decision maker, innovator, dan collaborator (Bass, 1996; Pearce & Robinson, 2005).

Untuk keperluan tersebut dirancang suatu kurikulum berikut silabus yang walau belum sempurna namun sudah dapat dipergunakan oleh pelatih/tutor/ fasilitator/nara sumber di masa datang.

***

Lebih lengkapnya dapat download disini. Diambil dari buku panduan Kepemimpinan yang Transformatif, diterbitkan oleh UKSW, 2007. Berdasarkan SK Rektor No. 214/KEP./REK/7/2007  tentang Kurikulum pelatihan kepemimpinan mahasiswa UKSW.

About Slamet Haryono

Hak cipta dilindungi oleh YANG MAHA PENCIPTA. Silahkan dibaca, mengutip sebagian atau keseluruhan dari setiap tulisan dalam blog ini untuk tujuan non komersial wajib menyertakan sumber dan nama penulis secara lengkap, serta digunakan dengan penuh tanggungjawab. Sedangkan untuk tujuan komersial silahkan hubungi saya melalui slamethdotkom@yahoo.com

Posted on July 3, 2007, in Materi Pelatihan and tagged , , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment